Minggu, 15 April 2012

Praktikum Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi Kotoran Ternak

PRAKTIKUM

I.              JUDUL
“Pembuatan Pupuk Kompos Bokashi Kotoran Ternak”

II.           TUJUAN
Untuk mengetahui teknik pembuatan kompos dengan aktivator EM4 (bokashi) dari bahan organik sebagai dasar kotoran ternak (kotoran kambing).

III.        DASAR TEORI
Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organic seperti tanaman, hewan, atau limbah organic lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organic karena bahan penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organic.
Sifat kompos adalah :
1) memperbaiki struktur tanah,
2) memperbesar daya ikat tanah berpasir,
3) meningkatkan daya ikat air pada tanah,
4) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,
5) mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,
6) membantu pelapukan bahan mineral,
7) memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikroba,
8) menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan.  
Kelebihan kompos yang dibuat dengan memanfaatkan aktifator atau mikroba adalah mengandung mikroba yang berfungsi untuk melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Beberapa contoh kompos yang dibuat dengan menggunakan mikroba decomposer/pengurai antara lain yaitu Bokashi.
Kata Bokhasi diambil dari bahasa Jepang yang artinya bahan organik yang terfermentasi. Bokashi adalah pupuk organik hasil fermentasi bahan organik dengan menggunakan EM4 (Effective Microorganisms 4) yang dimaksud dengan EM4 yaitu suatu campuran mikroorganisme yang bermanfaat untuk meningkatkan keanekaragaman mikroba dari tanah maupun tanaman, serta berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah, pertumbuhan dan produksi tanaman..  Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional.
.Larutan Effective Microorganism 4 (EM4) ditemukan pertama kali oleh Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyus Jepang dengan kandungan mikroorganisme sekitar 80 genus. Mikroorganisme tersebut dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.
Dalam proses fermentasi bahan organik, mikroorganisme akan bekerja dengan baik apabila kondisinya sesuai, yaitu apabila dalam kondisi anaerob, pH rendah (3-4), kadar gula tinggi, kadar air 30-40%, dan suhu sekitar 40-50oC.

IV.        ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
*        Alat yang digunakan antara lain :
-       Ember/karung goni sebagai tempat penyimpanan akhir
-       Lantai untuk mengaduk supaya teraduk rata
-       Adukan
-       Plastic penutup
-       Tali rapia
-       pH meter
-       Termometer


*        Bahan yang digunakan antara lain :
-       Kotoran Ternak 2 kg
-       EM4 sebanyak 2 sendok makan
-       Gula sebanyak 2 sendok makan
-       Dedak 250 gram
-       Air sebanyak 2 liter
*        Cara Pembuatannya sebagai berikut:
1.      Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml : 1 liter.
2.      Pupuk kandang dan dedak dicampur secara merata.
3.      Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan segar.
4.      Adonan yang telah tercampur rata didalam ember kemudian ditutup dengan plastic yang telah diberi lubang-lubang kecil agar suhu tidak terlalu tinggi.
5.      Pertahankan suhu adonan 40-50 oC, bukalah penutup plastik. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu dan pH dilakukan setiap 2 hari sekali.
6.      Setelah 14 hari Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

V.      HASIL PENGAMATAN
Pengamatan yang dilakukan pada pupuk kandang bokashi antara lain:
Hari
Pengamatan
Suhu
pH
Kadar Air
Bau
Struktur
Warna
Minggu
20/11/2011
60OC
5
55%
Tdk Sedap
Kasar Tekstur asal
Hitam
Selasa 22/11/2011
55OC
4,5
60%
Tdk Sedap
Kasar Tekstur asal
Hitam
Jum’at 25/11/2011
50OC
5
50%
Tdk Sedap
Kasar Tekstur berubah sedikit
Hitam
Minggu 27/11/2011
45OC
4,5
40%
Tdk Sedap
Kasar Tekstur berubah
Hitam
Jum’at 02/12/2011
400C
4
30%
Tdk Sedap
Tekstur berubah
Hitam
Minggu
04/12/2011
390
4
20%
Tdk berbau
Tekstur berubah
Hitam seperti tanah
Jum’at
09/12/2011
380
4
10%
Tdk berbau
Tektur berubah seperti tanah
Hitam seperti tanah

VI.        PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pengukuran yang dilakukan setiap 2  hari sekali dalam dua  minggu yakni dari pengukuran diatas diperoleh suhu pupuk bokashi semakin menurun dimana pengukuran pertama  yang suhunya 60oC turun menjadi 55oC pada pengukuran kedua dan begitu seterusnya. Hal ini dikarenakan panas yang dihasilkan dari aktivitas mikroba. Ada hubungan langsung antara peningkatan suhu dengan konsumsi oksigen. Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan pupuk. Temperatur yang berkisar antara 30 – 60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman dan benih-benih gulma.
Sementara dilihat dari kadar air terjadi penaikan dari 55%, 60% dan 50%. Hal ini dikarenakan pada saat pengukuran terbasahi oleh air hujan. Namun dapat diatasi dengan penambahan dedak dan kadar air pun menurun. Sedangkan untuk pH stabil antara 5, 4,5 dan 4 pada pH terakhir.

VII.     KESIMPULAN DAN SARAN
Bokashi adalah sebuah metode pengomposan yang dapat menggunakan starter aerobik maupun anaerobik untuk mengkomposkan bahan organik, yang biasanya berupa campuran molasses, air, starter mikroorganisme, dan sekam padi. Kompos yang sudah jadi dapat digunakan sebagian untuk proses pengomposan berikutnya, sehingga proses ini dapat diulang dengan cara yang lebih efisien. Starter yang digunakan amat bervariasi, dapat diinokulasikan dari material sederhana seperti kotoran hewan, jamur, spora jamur, cacing, ragi, acar, sake, miso, natto, anggur, bahkan bir, sepanjang material tersebut mengandung organisme yang mampu melakukan proses pengomposan.
Umumnya pengomposan berlangsung selama 10-14 hari. Kompos yang dihasilkan akan terlihat berbeda dengan kompos pada umumnya; kompos bokashi akan terlihat hampir sama dengan sampah aslinya namun lebih pucat, mirip seperti tanah, tekstur halus dan tidak berbau.
Adapun kelebihan pupuk bokashi dibandingkan dengan pupuk organic yang lain yaitu:
1.      Bokashi dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman meskipun bahan organiknya belum terurai seperti pada kompos.
2.      Dengan formulasi bahan-bahan maka sangat mudah untuk mengontrol jumlah vitamin untuk tanaman
3.      Bokashi dapat langsung mensuplai unsur berbagai tanaman sedangkan pupuk yang lain mensuplai hara dalam tanah.

VIII.  DAFTAR PUSTAKA
Purnama, D. (2011). Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang . [Online]. Tersedia” http://posluhdesraharja.blogspot.com/2011/12/pembuatan-bokashi-pupuk-kandang.html. [10 Februari 2012]

Tahha, D. (2011). Laporan Agronomi Pembuatan Bokashi - Acara 4. [Online]. Tersedia: http://fapertaunmul09.blogspot.com/2011/06/laporan-agronomi-pembuatan-bokashi.html. [10 Februari 2012]

tt. tn. Bokashi (bahan organik kaya akan sumber hayati). [Online]. Tersedia: http://www.deptan.go.id/feati/teknologi/BOKASHI.pdf. [10 februari 2012]

2 komentar:

  1. kami berkebun durian yang membutuhkan ph 6-6,5 ,sementara kalau saya lihat dengan perbandingan bahan dari hasil pengamatan praktikum yang dilakukan ph nya dari 5 bahkan turun ke 4.
    pertanyaan saya apa yang harus ditambah sehingga bisa menambah ph sebagaimana yang diinginkan tanaman durian.trims

    BalasHapus